Simbol Syukur Itu Bernama Grebeg Suran

Desa Selakambang di Purbalingga Gelar Grebeg Suran dan Ruwat Bumi

Peristiwa440 Dilihat

PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Rasa syukur terdalam ada di dalam hati dan terekspresikan dengan menjadi rahmat bagi semesta alam. Manusia Jawa yang religius dan cinta keindahan mengemasnya dalam bentuk upacara sekaligus pementasan seni budaya.

Bagi masyarakat Purbalingga rasa syukur itu terekspresikan dalam budaya Grebeg Sura dan Ruwat Bumi. Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang menjadi satu di antara ratusan desa di Purbalingga yang masih konsisten menggelar Grebeg Sura dan Sedekah Bumi.

Gelaran budaya ini terselenggara dengan hikmat pada Sabtu (27/7/2024) yang lalu. Ribuan masyarakat desa hingga Bupati Purbalingga datang sebagai penghormatan atas warisan leluhur yang masih lestari di Desa Selakambang.

Pada acara ini, desa menyuguhkan tarian tradisional yang menarasikan rasa syukur dalam bentuk gerak tari. Selain itu juga tersuguhkan gunungan hasil bumi yang dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Kusno, Ketua Desa Adat Desa Selakambang, menjelaskan kegiatan ini terus lestari berkat kesadaran masyarakat akan pentingnya bersyukur. Grebeg Sura menjadi simbol rasa syukur itu kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

“Hari ini kita melaksanakan Grebeg Sura yang berisi kegiatan bersih makam yang ada diseluruh wilayah Desa Selakambang, doa bersama, istigasah pada malam sebelum acara, dan dilanjutkan dengan grebeg desa. Tujuannya adalah merekatkan rasa persatuan dan kesatuan warga, menjadi ajang silaturahmi, dan ajang Sedekah dengan berbagi,” ujar Kusno.

Dalam acara tersebut, setiap kadus menampilkan gunungan-gunungan yang nantinya akan dibagi kepada warga. Acara ini juga bertujuan untuk memelihara kearifan lokal Desa Selakambang, menumbuhkan rasa gotong royong, mandiri, cinta tanah air, menghargai kebhinekaan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bidang UMKM dengan 41 kelompok usaha mikro menengah di Desa Selakambang.

Kusno menambahkan, pada kesempatan ini juga digelar Ruwat Bumi yang dilaksanakan mulai pukul 10.30 hingga 16.30 WIB oleh Ki Dalang Arjo Sudarto dari Beji Selakambang. Acara Grebeg Sura dan Ruwat Bumi diakhiri dengan pagelaran wayang kulit yang digelar semalam suntuk oleh Ki Dalang Sigit Djono Saputro dari Cilacap.

 

Kepala Desa Selakambang, Bambang Wibowo, dalam sambutannya mengatakan acara ini terselenggara berkat gotong royong warga Desa Selakambang. Karena itu, ia berterima kasih kepada semua yang turut membantu penyelenggaraan acara ini.

Bambang juga menambahkan kegiatan Grebeg Sura dan Ruwat Bumi ini dibiayai dari iuran swadaya murni masyarakat. Ini menunjukkan kuatnya kesadaran kolektif warga desa untuk terus melestarikan tradisi Grebeg Sura.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi yang hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan Grebeg Sura dan Ruwat Bumi oleh warga Desa Selakambang. Dalam sambutannya sekaligus membuka rangkaian acara Grebeg Sura dan Sedekah Bumi, Bupati menekankan tradisi ini merupakan bagian dari cara masyarakat Jawa mensyukuri karunia dan kenikmatan yang diberikan, terutama pada momentum bulan Sura.

“Salah satu tujuan kegiatan Grebeg Sura atau Ruwat Bumi adalah untuk mensyukuri karunia dan kenikmatan yang diberikan oleh Gusti Allah. Jadi, momentum ini adalah momentum untuk kita bersyukur,” ungkap Bupati Tiwi.***

Tinggalkan Balasan