“Pada tahun 2023 ini sudah terlaksana di 287 lokasi yang tersebar di 18 provinsi dan 80 kabupaten/kota dengan acuan materi inflasi berdasarkan data BPS,” ujarnya di sela-sela kegiatan di Lapangan Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jumat (31/3/2023).
Yudi mengatakan pada prinsipnya gerakan pangan murah ini memberikan kemudahan akses, dengan harga yang murah di bawah harga pasar dengan kualitas yang bermutu. Untuk pasokan kita mengandeng Perum Bulog, holding pangan food, para distributor dan pelaku usaha pangan serta petani yang ada di kabupaten/kota.
“Bahan pangan yang dijual seperti beras, kemudian jagung kedelai, kemudian ada cabai, di sini ada cabai merah, keriting, cabai rawit merah, bawang merah, bawang putih, telur ayam, daging sapi, gula dan minyak goreng,” ujarnya.
Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Sri Broto Rini mengatakan gerakan pangan murah ini merupakan salah satu tugas dari DKP Provinsi Jawa Tengah. Yakni bertujuan untuk mengendalikan inflasi di tingkat daerah.
“Sebagaimana diketahui inflasi untuk wilayah Banyumas dan sekitarnya masih cukup tinggi yakni 6,4 persen. Sehingga dengan kegiatan ini dapat mendekatkan akses pangan masyarakat untuk mendapatkan harga yang lebih murah dan menjamin kestabilan harga dan pasokan. Sampai lebaran sudah terjadwal 120 kali ini, kebetulan di Kecamatan Karanganyar ini terselenggara yang ke 75 kali,” ujarnya.
Dari pemantauan harga harga bawang putih perkilonya Rp 24 ribu, sedangkan di pasaran Rp 28 ribu. Harga kentang perkilonya sebesar Rp 16 ribu sedangkan harga di pasaran Rp 18 ribu. Kemudian harga beras perkilonya sebesar Rp 8,5 ribu dipasaran sebesar Rp 11 ribu.
Telor perkilo Rp 26ribu dipasaran Rp 32ribu, Bawang merah Rp 25 ribu dipasaran 40 ribu, serta minyak goreng perliter dengan merek “KITA” seharga 14 ribu dan dipasaran sebesar Rp 14,5 ribu.***