Menteri KKP ke Kebumen, Siap Bantu Petani Garam Dongkrak Produktivitas

Peristiwa341 Dilihat
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, saat meninjau Kampung Garam Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jumat (12/3/2021). /Foto: Prokopim Kebumen.

PURWOKERTOKITA.COM, KEBUMEN – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Sakti Wahyu Trenggono, berkunjung ke Kampung Garam Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jumat (12/3/2021). Kunjungan menteri untuk memberikan dukungan kepada petani garam Kebumen menghadapi tantangan ekonomi di tengah pandemi.

Produksi garam di Kabupaten Kebumen meningkat sejak pembangunan tunnel garam di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit. Tunnel produksi di Kampung Garam jumlahnya mencapai 40 unit dan mulai dioperasikan sejak akhir tahun 2020.

Pembuatan tunnel ini merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah untuk membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Ladang garam dikelola Kelompok Usaha Garam (Kugar) ‘Cirat Segoro Renges’. Kelompok dengan 26 anggota ini mampu menghasilkan 7,2 ton garam sekali produksi. Sebagian besar garam yang diproduksi merupakan garam kosmetik.

Harga jual garam kosmetik berkisar antara Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Pertani garam Kebumen memasarkan garamnya ke Yogyakarta hingga Lampung.

Saat ini, Kugar ‘Cirat Segoro Renges’ sedang mengembangkan produksi garam piramid. Garam ini memiliki harga jual mencapai Rp 250 ribu per kilogram, jauh lebih mahal dari garam biasa.

Namun untuk menghasilkan garam ini, para petani membutuhkan rumah kaca yang sekarang belum tersedia di Kampung Garam.

Menteri Trenggono mengapresiasi langkah petambak garam di Kebumen yang berupaya mengembangkan diri. Untuk itu, dia meminta jajarannya membantu kelompok petambak menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan.

“Bisa dibuatkan nanti rumah kacanya. Satu blok dulu untuk model,” ujar Menteri Trenggono.

Ia juga mendorong kelompok petani garam memasarkan garam yang dihasilkan secara online. Pasar online menurut Menteri Trenggono bisa mempermudah transaksi penjual dan pembeli sehingga penyerapan garam lebih maksimal.

“Penjualan lewat online itu sangat bagus. Kita harus dorong agar tidak ada tengkulak,” kata Trenggono.

Ketua Kelompok Usaha Garam (Kugar) ‘Cirat Segoro Renges’ Desa Tlogopragoto, Budi Santoso, menyebut penjualan garam melalui online dengan memanfaatkan media sosial sudah dilakukan. Namun volume penjualan belum maksimal.

“Kebanyakan yang beli datang langsung. Kami harap ada pendampingan supaya pengemasan dan promosi yang dilakukan secara online lebih besar hasilnya,” ujar Budi.

Tinggalkan Balasan