“Nabok Nyilih Komik”, Menyampaikan Kritik Sosial Lewat Komik

Peristiwa272 Dilihat
Workshop dan pameran komik bertajuk “Nabok Nyilih Komik” di Jegoss Gallery, Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, Banyumas, Sabtu (26/1). (NS/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Komik bisa menjadi pilihan bagi seseorang untuk menyuarakan ide dan kreativitasnya, juga menyampaikan kritik-kritik sosial. Hal inilah yang coba diangkat dalam diskusi oleh Iwan Suprayogi, komikus yang ikut ambil bagian dalam peringatan ulang tahun Paguyuban Masyarakat Seni Banyumas (PMSB) yang kelima di Jegoss Gallery, Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, Banyumas, Sabtu (26/1).

Ogie menjadi magnet bagi sejumlah remaja yang hadir pada workshop dan pameran bertajuk “Nabok Nyilih Komik”. Dia bercerita, selama ini dia menyampaikan kegundahannya tentang dunia pergaulan remaja melalui komik.

“Baru Agustus kemarin mulai serius dan ini pameran perdana. Awalnya saya hanya gambar realis saja, lama kelamaan menemukan kenyamanan lewat komik,” katanya.

Ogie juga membagikan ilmu tentang ihwal pertemuannya dengan komik. Tak lupa, dia berbagi tips cara menggambar dan bercerita.

Menurut Ogie, bagi seorang komikus pemula, pasti akan merasakan sulitnya mencari pasar. Bukan hanya masalah biaya cetak nan mahal, tapi juga harus mampu menjawab pertanyaan klise tentang perekonomian.

“Biasaya komikus bertahan hidup dengan menjadi ilustrator untuk buku, poster, serta rilisan fisik lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, pengelola Jegoss Gallery, Budi Haryanto mengatakan, pameran ini tidak hanya mengenalkan dan mengapresiasi karya seniman lokal. Harapannya dapat menciptakan ruang kreatif di pelosok desa yang jauh dari hiruk pikuk kota.

“Kalau mencari pasar komik di daerah ini memang masih sulit. Tapi kita harus ciptakan pasar sendiri,” katanya. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan